Nama : Nia Sonia (1801301049)
PENYELEKSIAN KONDISI
Seleksi
kondisi adalah proses penentuan langkah berikutnya berdasarkan proses yang
terjadi sebelumnya. Seleksi kondisi ini sangat penting dalam pemrograman sebab
dengan adanya seleksi kondisi, program dapat menentukan proses apa yang harus
dilakukan selanjutnya berdasarkan keadaan sebelumnya. Sehinga nampak
seolah-olah program dapat berpikir dan mengambil keputusan. Di sinilah letak kekurangan komputer yaitu tidak mampu
berpikir sendiri, semua hal yang dilakukan adalah berdasarkan perintah.
Pada umumnya satu
permasalahan yang komplek memerlukan suatu penyeleksian kondisi. Dengan
menyeleksi suatu kondisi, maka selanjutnya dapat ditentukan tindakan apa yang
harus dilakukan, tergantung pada hasil kondisi penyeleksian. Jadi suatu aksi
hanya dikerjakan apabila persyaratan atau kondisi tertentu terpenuhi. Penyeleksian
kondisi digunakan untuk mengarahkan perjalanan suatu proses. Penyeleksian
kondisi dapat diibaratkan sebagai katup atau kran yang mengatur jalannya air.
Bila katup terbuka maka air akan mengalir dan sebaliknya bila katup tertutup
air tidak akan mengalir atau akan mengalir melalui tempat lain. Fungsi
penyeleksian kondisi penting artinya dalam penyusunan bahasa C, terutama untuk
program yang kompleks.
Beberapa bentuk struktur
dasar penyeleksian kondisi:
T IF
Pernyataan IF yaitu jika
kondisi bernilai benar, maka perintah akan dikerjakan dan jika tidak memenuhi
syarat maka akan diabaikan. Penulisan kondisi harus di dalam tanda kurung dan
berupa ekspresi relasi dan penulisan pernyataan dapat berupa pernyataan
tunggal, pernyataan majemuk, atau pernyataan kosong.
Bentuk umum dari pernyataan IF:
if
(kondisi)
{
Pernyataan;
}
|
Contoh pemrograman IF:
/* Program menentukan huruf vokal */
#include<stdio.h>
main()
{
char huruf;
printf("Program Menentukan Huruf Vokal
\n");
printf("------------------------------ \n
\n");
printf("Masukkan huruf : ");
scanf("%c",&huruf);
if
(huruf=='a'||huruf=='i'||huruf=='u'||huruf=='e'||huruf=='o')
printf("Huruf %c adalah huruf
vokal\n",huruf);
}
|
T IF-ELSE
Pada bentuk ini,
pernyataan 1 dijalankan kalau kondisi bernilai benar (tidak sama dengan nol).
Adapun pernyataan 2 hanya di eksekusi kalau kondisi bernilai salah (sama dengan
nol). Pernyataan IF-ELSE tidak pernah berdiri sendiri tanpa kehadiran IF.
Karena itu bentuk pernyataan ELSE adalah sebagai berikut:
if (kondisi)
{
Pernyataan;
}
else {
Pernyataan;
}
|
Contoh pemrograman IF-ELSE:
/* Program menentukan bilangan terbesar dari dua bilangan */
#include<stdio.h>
main()
{
int a,b;
printf("Masukkan bilangan pertama = ");
scanf("%i",&a);
printf("Masukkan bilangan kedua = ");
scanf("%i",&b);
if(a>b)
printf("Bilangan terbesar adalah %i\n",a);
else
printf(“Bilangan
terbesar adalah %i\n”,b);
}
|
T NESTED IF
NESTED IF merupakan hal
yang di mungkinkan dalam bahasa pemrograman C++ yaitu membuat pernyataan IF di dalam
pernyataan IF. Hal ini dapat memungkinkan untuk membuat tahapan penyeleksian.
Contoh NESTED IF:
if(kondisi)
{
if(kondisi)
{
Pernyataan;
}
else if
{
Pernyataan;
}
else if
{
Pernyataan;
}
else if(kondisi)
{
if(kondisi)
{
Pernyataan;
}
Else if(kondisi)
{
Pernyataan;
}
}
}
|
T IF-ELSE MAJEMUK
Jika pernyataan merupakan pernyataan
tunggal sebagai perintah pernyataan IF tidak diwajibkan menggunakan sepasang
tanda kurung kurawal “{}”.
Bentuk pernyataan IF-ELSE MAJEMUK:
if (kondisi)
{
Pernyataan;
}
else if (kondisi)
{
Pernyataan;
}
else (kondisi)
{
Pernyataan;
}
|
Contoh pemrograman IF-ELSE MAJEMUK:
/* Program mengelompokan nilai */
#include<stdio.h>
main()
{
int nilai;
printf("PROGRAM PENGELOMPOKAN NILAI \n");
printf("--------------------------- \n");
printf("Masukkan nilai (0 - 100) : ");
scanf("%i",&nilai);
if(nilai>=90)
printf("Nilai = A");
else if(nilai>=80)
printf("Nilai = B");
else if(nilai>=70)
printf("Nilai = C");
else if(nilai>=60)
printf("Nilai = D");
else
printf("Nilai = E");
} |
Hal itu dapat dilakukan, kompiler
akan menganggap bahwa apapun pernyataan, satu pernyataan setelah pernyataan if/
else if/ else akan dianggap sebagai substatment atau badan dari pernyataan tersebut.
T SWITCH CASE
Untuk masalah dengan dua pilihan
atau lebih, struktur SWITCH CASE dapat menyederhanakan penulsan IF ynag
bertingkat-tintkat. Berikut merupakan bentuk umum SWITCH CASE:
Switch(kondisi)
{
case konstanta1 : {Statement-statement ; break}
case konstanta1 : {Statement-statement ; break}
case konstanta1 : {Statement-statement ; break}
case konstanta1 : {Statement-statement ; break}
}
|
Contoh pemrograman SWITCH CASE:
/* Program pemilihan kode jurusan */
#include<stdio.h>
#include<conio.h>
#include<string.h>
main()
{
char nama[15],ket[30],kode;
printf("Masukkan nama mahasiswa: ");
scanf("%s",&nama);
printf("Pilih kode jurusan [A/B/C/D] : ");
kode=getche();
switch (kode)
{
case 'A' :
{
strcpy(ket,"Jurusan
Teknik Informatika");
break;
}
case 'B' :
{
strcpy(ket,"Jurusan
Manajemen Informatika");
break;
}
case 'C' :
{
strcpy(ket,"Jurusan
Sistem Informasi");
break;
}
case 'D' :
{
strcpy(ket,"Jurusan
Teknik Komputer");
break;
}
}
printf("\n \n");
printf("Nama mahasiswa : %s \n",nama);
printf("Kode jurusan : %c \n",kode);
printf("Nama jurusan : %s \n",ket);
getch();
}
|
Sumber: