Selasa, 11 September 2018

Matematika Logika


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha  Esa, yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Logika Matematika” ini tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar dalam penulisan selanjutnya bisa lebih baik lagi.



Pelaihari, 11 September 2018.

 Penulis




BAB I
 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logika berkembang sejak zaman Yunani sampai sekarang dan muncul berbagai jenis logika. Ada tiga macam logika yaitu  formal logic, metalogic, dan applied logic (The new Encyclopedia Britanica, 1982). Formal logic merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk pemikiran (Bagus, 2002), metalogic mengkaji aturan-aturan logika dan basisnya adalah formal, sistem formal dan interpretasinya, dan applied logic atau logika terapan membahas seni penerapan dari penalaran yang benar.
Logika matematika merupakan suatu bagian dari logika dan matematika. Pengertian logika matematika ini yang diteliti dalam disertasi ini. Logika merupakan masa muda dari matematika, dan matematika merupakan masa dewasa dari logika (Russell, 1956). Logika matematika merupakan hasil penerapan metode-metode matematika yang formal dalam bidang logika, penelitian logis terhadap penalaran dan bukti matematis.
Banyak orang yang tidak mengenal matematika dan banyak orang yang salah paham terhadap matematika, tetapi banyak juga orang yang kagum terhadap matematika. Perasaan kagum dan rasa ingin tahu terhadap matematika memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat matematika, ruang lingkup matematika, dan kegunaan matematika. Oleh karena itu, logika matematika ini diangkat dalam penulisan karya ilmiah yaitu untuk memberi ilmu pengetahuan dan menambah wawasan terbaru bagi penulis maupun pembaca.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada karya ilmiah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana proposisi matematika logika?
2. Bagaimana operator matematika logika?
3. Bagaimana tabel kebenaran matematika logika?
4. Bagaimana pernyataan majemuk matematika logika?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari karya ilmiah matematika logika ini untuk memberikan penjelasan tentang proposisi, operator, tabel kebenaran, dan kalimat majemuk, serta memberikam informasi bagi pembaca sebagai ilmu pengetahuan dan diharapkan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.



BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proposisi Matematika Logika

Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (true value). Tiga buah contoh berikut ini dapat mengilustrasikan kalimat mana yang merupakan proposisi dan mana yang bukan.

Contoh 1
Kalimat-kalimat berikut ini:
a. 6 adalah bilangan genap.
b. Soekarnno adalah Presiden Indonesia yang pertama.
c. Ibukota Kalimantan Selatan adalah Banjarbaru.
d. Dia orang yang baik.
e. Pemuda itu tinggi.

Semuanya merupakan proposisi, proposisi a dan b bernilai benar, tetapi proposisi c salah karena Ibukota Kalimantan Selatan seharusnya adalah Banjarmasin. Pada bagian d dan e memang tidak dapat langsung ditetapkan kebenarannya, namun satu hal yang pasti d dan e tersebut tidak mungkin benar atau salah sekaligus. Kita bisa menetapkan nilai proposisi tesebut benar atau salah. Misalnya, d bisa kita andaikan benar (Dia orang yang baik), namun bisa juga kita andaikan bernilai salah (Dia orang yang tidak baik) atau bisa disebut dengan kata lain bagian d dan e merupakan bukan proposisi karena nilai kebenaran atau kesalahan tidak dapat di tentukan.

Contoh 2
Kalimat-kalimat berikut ini:
a. Jam berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?
b. Serahkan uangmu sekarang!
c. x + 3 = 8
d. x > 3

Bukan proposisi, kalimat a adalah kalimat tanya, sedangkan kalimat b adalah kalimat perintah, keduanya tidak mempunyai nilai kebenaran. Dari contoh 1 dan 2 di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa proposisi selalu ditanyakan sebagai kalimat berita, bukan sebagai kalimat tanya maupun kalimat perintah. Kalimat c dan d bukan proposisi karena kedua kalimat tersebut tidak dapat ditentukan benar maupun salah sebab keduanya mengandung peubah (variable) yang tidak dispesifikasikan nilainya.

2.2 Operator Matematika Logika

            Operator dalam matematika yaitu menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal yang menghasilkan pernyataan majemuk. Operator-operator yang dapat kita temui berupa kata sambung logika. Berikut adalah operator dalam matematika logika:

1. Negasi atau Ingkaran
            Negasi atau ingkaran dari suatu pernyataan lain yang diperole dengan menambahkan kata “tidak” atau menyisipkan dengan kata “bukan” pada pernyataan semula. Negasi atau ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang –p atau ~p dan dibaca “bukan p”. Bila pernyataan p benilai benar, maka negasi bernilai salah dan sebaliknya.
p
~p
B
S
S
B
Contoh:
P          : Jakarta Ibukota negara Republik Indonesia.
~p        : Jakarta bukan Ibukota Negara Republik Indonesia.

2. Konjungsi (˄)
            Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata sambung “dan” disebut konjungsi. Operator konjungsi dilambangkan dengan “˄”.
P
q
p˄q
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
S

3. Disjungsi (˅)
            Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata sambung “atau” disebut disjungsi. Operator disjungsi dilambangkan denan ” ˅”. Disjungsi terbagi menjadi dua yaitu:
a. Disjungsi inklusif
P
q
p˅q
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
S

b. Disjungsi eksklusif
P
q
p˅q
B
B
S
B
S
B
S
B
B
S
S
S

4. Implikasi ()
            Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata sambung “Jika…Maka…” disebut implikasi. Operator implikasi dilambangkan dengan “→”.
P
q
p→q
B
B
B
B
S
B
S
B
B
S
S
S

5. Biimplikasi (↔)
            Suatu pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan tunggal dengan memakai kata sambung “…jika dan hanya jika…” disebut biimplikasi. Operator biimplikasi dilambangkan dengan “↔”.
P
q
p↔q
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
S
B

2.3 Tabel Kebenaran

            Satu cara yang praktis untuk menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk adalah menggunakan tabel kebenaran (truth table). Tabel kebenaran menampilkan hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomic.

Tabel kebenaran dari proposisi:
a. (p ˄ q) ˅ (~q ˄ r)
b. ~ (~p q)
c. (pq) ˄ ~(p ˅ q)

Penyelesaian:
a. (p ˄ q) ˅ (~q ˄ r)
p
q
r
~q
p˄q
~q˄r
(p˄q)˅(~q˄r)
B
B
B
S
B
S
B
B
B
S
S
B
S
B
B
S
B
B
S
B
B
B
S
S
B
S
S
S
S
B
B
S
S
S
S
S
B
S
S
S
S
S
S
S
B
B
S
B
B
S
S
S
B
S
S
S

b. ~ (~p q)
P
q
~p
(~pq)
~(~pq)
B
B
S
B
S
B
S
S
B
S
S
B
B
B
S
S
S
B
S
B



c. (pq) ˄ ~(p ˅ q)
P
q
pq
p˅q
~(p˅q)
(pq)˄~(p˅q)
B
B
B
B
S
S
B
S
S
B
S
S
S
B
B
B
S
S
S
S
B
S
B
B

2.4 Bentuk-Bentuk Pernyataan Majemuk

            Bentuk-bentuk pernyataan dalam logika dapat dibedakan sebagai berikut:
1.      Kontradiksi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya salah dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
2.      Tautologi, suatu bentuk pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya benar dalam segala hal tanpa memandang nilai kebenaran dari komponen-komponennya.
3.      Kontingensi, suatu bentuk pernyataa majemuk yang bukan kontradiksi maupun tautology.
4.      Ekivalen, dua atau lebih pernyataan majemuk yang memiliki nilai kebenaran yang sama. Pernyataan yang ekivalen dinotasikan dengan “”.

Contoh:
1. ( (p˅q) ˄~p ) ˄~q
p
q
~p
~q
(p˅q)
(p˅q)˄~p
( (p˅q)˄~p ) ˄~q

B
B
S
S
B
S
S
B
S
S
B
B
S
S
S
B
B
S
B
B
S
S
S
B
B
S
S
S
Jika hasilnya salah semua disebut dengan “kontradiksi”.

2. (p˄q)(r˅ (~q→~r) )
p
q
r
~q
~r
p˄q
~q→~r
r˅ (~q→~r)
(p˄q)(r˅ (~q→~r) )
B
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
S
B
B
S
S
S
S
B
B
S
S
B
B
S
S
B
B
S
B
B
S
S
S
B
B
B
S
B
S
S
B
S
B
B
B
S
S
B
B
S
S
S
S
B
S
S
S
B
B
S
B
B
B
Jika hasilnya benar semua disebut dengan “tautologi”.

3. ( (pq) ) ˄ (~qr) ) (~rp)
p
q
r
~q
~r
pq
~qr
~rp
(pq) ) ˄ (~qr)
( (pq) ) ˄ (~qr) ) (~rp)

B
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
B
S
S
B
B
B
B
B
B
B
S
B
B
S
S
B
B
S
B
B
S
S
B
B
S
S
B
S
B
S
B
B
S
S
B
B
B
B
B
S
B
S
S
B
B
B
S
B
S
S
S
B
B
S
B
B
B
B
B
S
S
S
B
B
B
S
S
S
B
Jika ada hasil yang salah disebut dengan “kontingensi”.

4. (pq) (pq) ˄ (qp)
p
q
pq
pq
qp
(pq) ˄ (qp)

B
B
B
B
B
B
B
S
S
S
B
S
S
B
S
B
S
S
S
S
B
B
B
B

Jika hasil kebenarannya sama persis disebut dengan “ekivalen”



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Logika berkembang sejak zaman Yunani sampai sekarang dan muncul berbagai jenis logika. Ada tiga macam logika yaitu  formal logic, metalogic, dan applied logic (The new Encyclopedia Britanica, 1982). Logika matematika merupakan hasil penerapan metode-metode matematika yang formal dalam bidang logika, penelitian logis terhadap penalaran dan bukti matematis.
            Proposisi adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah (false), tetapi tidak dapat sekaligus keduanya. Kebenaran atau kesalahan dari sebuah kalimat disebut nilai kebenarannya (true value). Operator dalam matematika yaitu menggabungkan pernyataan-pernyataan tunggal yang menghasilkan pernyataan majemuk. Bentuk-bentuk pernyataan majemuk ada empat yaitu kontradiksi, tautologi, kontingensi, dan ekivalen.

3.2 Saran

Demikianlah tugas karya ilmah ini penulis buat, semoga karya ilmiah ini dapat di gunakan bagi  pembaca sebagai ilmu yang bermanfaat. Karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penulisan karya ilmiah ini agar penulis dapat menyelesaikan tugas lebih baik selanjutnya.    




DAFTAR PUSTAKA


Gibbons, Alan, Algoritmic Graph Theory, Cambridge University Press, 1985.

Mangelap, N. (2009, Januari 9). Operator logika. Retrieved from ruangguru: https//www.ruangguru.com





Koneksi Database Buku

1.       Aktifkan aplikasi xampp terlebih dahulu. 2.       Masuklah pada browser lalu ke localhost/phpmyadmin , kemudian buat lah sebua...